Hanya sebuah blog.

ABCD

Ini hanya sebuah blog sederhana. Jadi, mohon dimaklumi bila postingannya pada ngawur. Jangan lupa follow socmed ane dibawah ini. Trims

CERPEN ABSURD

Ceritanya, saat kelas 3 SMP semester 1, pas pelajaran Bahasa Indonesia, guru memberi tugas untuk membuat Cerpen (Cerita Pendek). Guru memberi waktu 2 minggu.
Dan, saat sepulang sekolah, gue langsung berhadapan dengan komputer butut pentium jongkok untuk memulai membuat cerpen. Lalu, setelah seharian gue mengerahkan semua tenaga dan pikiran, akhirnya gue bisa menyelesaikannya. Walaupun hasilnya gak terlalu bagus. Namun, gue bangga dengan hasil karya gue sendiri.

Oke, tanpa menunggu lama, kita simak Cerpen jelek karya gue ini...



I AM THE TRUE BLUE

Keep The Blue Flag Fly High”, satu kalimat yang sangat berarti bagi seluruh True Blue di dunia. Masih teringat pikiranku saat Chelsea FC berhasil menjuarai UEFA Champions League setelah mengalahkan FC Bayern Munchen di stadionnya sendiri, Allianz Arena tiga setengah tahun yang lalu (19 Mei 2012).
Waktu itu, aku masih duduk di kelas 6 SD. Pada saat itu, semua siswa laki-laki di sekolahku selalu membicarakan tentang bola yang pada saat itu sedang berlangsung turnamen sepakbola eropa yang bernama UEFA Champions League. Baik saat jam belajar maupun jam istirahat, selalu terdengar di telinga saya tentang hal berbau sepakbola. Jujur, saya pun sangat menyukai sepakbola dan merupakan fans berat dari tim sepakbola asal London, Chelsea FC.
Saat saya sedang mencatat materi yang tertinggal di jam pelajaran kosong, Ipan menghampiri saya dan bertanya.
“Masih nulis?” tanya Ipan.
“Iya nih, tadi ketinggalan. Hehehe,” jawabku sambil senyum.
“Oh gitu. Eh, tim bola jagoan lu apa?” tanya Ipan kembali.
“Hmm… Chelsea,” jawabku sambil masih mencatat.
“Chelsea? Hahaha,” Ipan tertawa. “Tim jelek kayak gitu di jagoin. Mending gue nih, tim jagoan gue sih FC Barcelona,” kata Ipan sambil bangga.
“Kata siapa jelek?” jawabku dongkol. “Awas aja, pasti Chelsea jadi juara Liga Champions,” balasku dengan kesal.
“Oke, kalo gitu kita taruhan!” seru Ipan.
“Ayo! Siapa takut!” jawabku dengan sewot.

Disaat aku sedang bertengkar dengan Ipan, Rizki pun datang.

“Eh, ini ada apa? Kok pada ribut?” tanya Rizki.
“Ini nih, si Ipan sombong banget. Masa tim jagoan gue, Chelsea dibilang tim jelek,” jawabku kesal.
“Emang jelek,” balas Ipan.
“Sudah-sudah, jangan saling ejek,” sela Rizki.
“Iya,” jawab saya dan Ipan.
“Eh, Ki. Mau ikutan taruhan gak?” tanya Ipan.
“Iya, gue ikut,” jawab Rizki.
“Oke, jadi gini taruhannya. Kalo tim jagoan kita ada yang juara Liga Champions, nanti yang kalah  harus mau pijitin yang menang. Setuju?” kata Ipan.
“Oke, gue setuju. Ngomong-ngomong, gue pilih Manchester United,” kata Rizki.
“Gue pilih tim jagoan gue. Chelsea!” jawabku lantang.
“Jadi, taruhan ini dimulai. Tok!Tok!Tok!” kata Ipan sambil mengetok tangannya ke meja.

***

Aku selalu melihat perkembangan Chelsea FC di televisi, internet, dan menanyakan kepada teman-teman. Karena, jika Chelsea sampai gugur dan tidak juara Liga Champions dan ada salah satu tim jagoan temanku yang berhasil juara, antara Barcelona dan Manchester United. Bisa-bisa tekor nih tangan. Aku pun selalu menyempatkan berdoa di setiap selesai salat agar Chelsea bisa juara Liga Champions.

Liga Champions edisi 2011/2012 pun memasuki semifinal. Dan tim jagoan Rizki, Manchester United gugur di tahap perempatfinal.

Di sekolah, seperti biasa teman-teman masih membicarakan tentang Liga Champions. Disaat Rizki dan Ipan sedang ngobrol, aku langsung menghampiri mereka.

“Alhamdulillah, tim jagoan gue masih bertahan,” kata saya sambil bangga.
“Eits… Tunggu dulu. Tim jagoan gue juga masih bertahan,” sela Ipan.
“Lu berdua masih mending. Tim jagoan gue sih udah gugur,” kata Rizki sedih.
“Udah, jangan sedih gitu. Masih ada tahun depan,” ujar saya sambil mencoba menghibur Rizki.
“Eh, lu tau gak? Chelsea di semifinal tuh bakal ngelawan Barcelona,” kata Ipan.
“Yang bener lu?” tanya saya.
“Iya. Siap-siap kalah ya,” ejek Ipan.
“Insya Allah Chelsea yang menang,” balasku sambil senyum.
“Kita liat aja nanti malem!” seru Ipan.
“Oke,” jawab saya

***

Sial, aku bangun jam 6.30 dan tidak bisa menonton Chelsea melawan Barcelona yang bertanding pada jam 02.00 pagi. Tanpa basa-basi, saya langung mengambil handphone dan langsung melihat pembaruan pertandingan tadi malam lewat internet. “Di semifinal, Chelsea berhasil mengalahkan Barcelona dengan skor agregat 3-2 yang membuat Chelsea melaju ke final dan akan bertemu FC Bayern Munchen pada tanggal 19 Mei 2012 di stadion Allianz Arena.” Saya seolah tidak percaya dengan apa yang saya baca di handphone, ternyata Chelsea masuk final. Walaupun tidak bisa menonton pertandingan semifinal karena ketiduran, tapi saya tetap senang. Karena tim favorit saya bisa masuk final.

Tiba-tiba ibu saya teriak.
“Fachri!!! Cepet mandi!!! Udah siang!!! Sekolah!!! Jangan main handphone terus!!!” teriak ibu.
“Iya bu,” jawab saya.

Lalu, saya langung pergi ke kamar mandi. Setelah itu, saya masuk ke kamar untuk memakai seragam sekolah dan menyiapkan buku dan alat tulis. Setelah semuanya siap, saya langsung cium tangan ibu dan bapak lalu berangkat sekolah.

***

Di sekolah, saat jam istirahat. Kulihat Ipan sedang termenung karena tim jagoannya kalah.

“Kenapa lu?” tanya saya terheran.
“Gak usah pura-pura nanya deh. Gue tau lu mau ngejek gue karena tim jagoan gue kalah kan?” jawab Ipan.
“Hehehe,” kata saya sambil tersenyum. “Eh, ke lapangan yuk. Tuh ada yang lagi main bola. Lu mau ikut gak?” tanya saya.
“Ayo,” sahut Ipan.

Saya dan Ipan pergi ke lapangan.

Di lapangan, Ahmad menghampiri saya dan mengajak taruhan.

“Ri. Taruhan yuk. Gue pilih Bayern Munchen. Yang kalah bayar 5 ribu. Berani gak?” tanya Ahmad.
“Ayo, gue berani,” jawabku.
“Oke. Emang kapan sih mainnya?” tanya Ahmad.
“Tanggal 19 Mei,” jawabku.
“Oh, Sabtu depan?” kata Ahmad
“Iya. Eh, gue sama Fachri boleh ikut main bola gak?” tanya Ipan.
“Boleh. Langsung main aja,” jawab Rizki yang daritadi mondar-mandir menggiring bola.

Saya, Ipan dan teman-teman yang lain bermain sepakbola sampai bel istirahat berbunyi.

***

Sabtu, 19 Mei 2012, pukul 02.00

Akhirnya, waktu yang dinanti pun tiba. Saya bisa menonton final antara Chelsea melawan FC Bayern Munchen di televisi. Tak lupa, saya siapkan segelas kopi Good Day dan handphone untuk menemani saya menonton televisi. Babak pertama pun usai dengan skor masih 0-0. Saya selalu berdoa agar Chelsea bisa menjadi juara. Walaupun kesempatan nya sangat tipis karena stadion yang digunakan untuk final Liga Champions adalah stadion milik Bayern Munchen, Allianz Arena. Walau begitu, saya tetap optimis Chelsea bisa juara.

Babak kedua pun dimulai, dari menit ke-45 sampai menit ke-80, Chelsea dan Bayern Munchen saling bergantian menyerang. Sampai pada menit ke-82,Thomas Muller bisa menjebol gawang Petr Cech yang membuat Bayern Munchen memimpin dengan skor 1-0. Saat saya melihat gol tersebut, saya  terkejut. Bagaimana tidak ? Disaat waktu yang tersisa hanya 8 menit, Chelsea tertinggal 1-0. Saya sampai menangis seolah tidak percaya dengan apa yang saya lihat. “Ya Allah, tolong kabulkan doa hamba. Semoga Chelsea bisa juara. Amin” gumam saya dalam hati sambil bersujud. Jujur, saat itu saya sangat khawatir jika Chelsea sampai kalah.

Dan Keberuntungan pun berpihak kepada Chelsea. Tak lama kemudian, Chelsea berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat gol dari sundulan Didier Drogba yang mengarah ke pojok kiri gawang.

“Hore!!! Goolll!!! Alhamdulillah!!!” teriak saya sambil bersujud syukur.
“Fachri!!! Jangan berisik!!!” teriak ibu yang terbangun karena terganggu oleh teriakan saya.
“Hehehe. Iya, bu,” jawab saya.

Pertandingan dilanjutkan dengan extra time dengan waktu 2x15 menit. Tapi, sampai waktu usai pun, skor masih 1-1. Sehingga pertandingan final penuh drama ini dilanjutkan dengan adu penalti.

Tendangan penalti pertama yang dilakukan oleh kapten tim dari Bayern Munchen, Phillip Lahm berhasil. Namun, saat tim Chelsea mendapat giliran tendangan penalti pertamanya, Juan Mata gagal mengubahnya menjadi gol karena arah tendangannya bisa dibaca oleh kiper dari Bayern Munchen. “Sial!” umpat saya dengan penuh kecemasan. “Semoga tendangan tim Munchen berikutnya bisa ditahan. Ayo, Chelsea! Kamu pasti bisa!” gumam saya dalam hati. Pada tendangan penalti ketiga sampai keenam, masing-masing pemain dari kedua tim berhasil mengeksekusinya dengan baik. Dan, saat tendangan penalti ketujuh yang dilakukan oleh pemain Bayern Munchen, berhasil ditahan oleh kiper Chelsea yang membuat skor penalti menjadi 3-2.

“Hore!!!” teriakku saat tendangan Olic (pemain Bayern Munchen) berhasil ditahan Petr Cech. Penendang berikutnya dari Chelsea pun sukses mengeksekusi tendangan penalti sehingga skor menjadi 3-3. Kini, giliran pemain Bayern Munchen yang menjadi penendang berikutnya. “Semoga gak gol,” harap saya. Do’a saya terkabul. Tendangan pemain Bayern Munchen membentur tiang gawang sehingga tidak gol. “Alhamdulillah!!” teriak saya. Dan akhirnya, tiba saatnya penentuan dimana penendang terakhir dari Chelsea yang sekaligus menjadi pahlawan Chelsea, Didier Drogba melakukan tendangan penalti. “Semoga gol, semoga gol. Kalo ini sampai gol, Chelsea langsung juara. Amin,” saya berdo’a kembali. Dan... “Gol!!! Alhamdulillah, Ya Allah!!! Chelsea juara!!”  teriak saya sambil bersujud syukur karena Chelsea berhasil menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya melalui tendangan penalti terkahir yang berhasil dieksekusi Drogba. “Syukron, Ya Rabb. Terimakasih, Ya Allah. Karena telah mengabulkan doa hamba,” ujar saya dalam hati. Saya tidak bisa menahan kegembiraan dan keharuan saya, karena tim favorit saya bisa menjuarai kompetisi bergengsi di Eropa.

Saya lihat jam telah menunjukkan pukul 04.50. Dan adzan subuh pun berkumandang. Tak lupa, saya langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan melaksanakan salat subuh dan tak lupa saya berdoa.

Hari itu merupakan hari bersejarah bagi saya dan seluruh True Blue. Karena Chelsea menjadi juara. Tak lupa saya membuka akun facebook di handphone dan menulis status : “Chelsea juara Liga Champions!!!”. Pagi itu, saya sudah tidak peduli dengan taruhan dan hal apapun. Karena, saya baru saja menjadi saksi bahwa Chelsea FC berhasil menjadi juara. “I always support and never stop for support you, Chelsea! And I always Keep The Blue Flag Fly High. Because, I am The True Blue”.

(Fachri Nurfauzi Arief)
 2014                   

     
        Keterangan :
-          Keep The Blue Flag Fly High   : Slogan tim Chelsea FC yang artinya “jaga bendera biru tetap terbang tinggi”.
-          True Blue                                    : Pendukung/fans dari tim Chelsea FC.
-          UEFA Champions League/Liga Champions : Salah satu turnamen sepakbola paling populer di Eropa.
-          Extra time                                  : Waktu tambahan 2x15 menit  yang diberikan wasit dalam suatu pertandingan (saat berkompetisi dalam sistem Knocked Out/gugur) karena hingga akhir babak kedua skor kedua tim yang bertanding selalu sama.
-          Televisi                                      :
-          Agregat                                     : Peraturan gol tandang dalam turnamen sepakbola sistem Knocked Out/gugur yang berlaku jika terjadi seri pada gabungan hasil 2 pertandingan kandang dan tandang. Dalam keadaan ini, tim yang maju ke babak berikutnya adalah tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang lawan (tandang).
-          Internet                                     : kumpulan dari jutaan komputer di seluruh dunia yang saling terkoneksi. Media koneksinya berupa sambungan telepon, fiber optic, kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau koneksi wireless.
-          Handphone                               : Telepon genggam.
-          Sepakbola                                 : olahraga bola besar yang dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing tim berjumlah 11 pemain.

-          Facebook                                  : situs jejaring sosial paling populer.






Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk melihat posting ini. Sampai bertemu di posting selanjutnya :)




2 komentar:

  1. EYD lumayan. Disusun rapih alur cerita dan konsep cerpennya. GOOD JOB

    BalasHapus
  2. What this is.... !jhahah
    Sukses lah bro....

    BalasHapus

Pos Terpopuler

CERPEN ABSURD