Dan, saat sepulang sekolah, gue langsung berhadapan dengan komputer butut pentium
Oke, tanpa menunggu lama, kita simak Cerpen
I AM THE TRUE BLUE
“Keep The Blue Flag Fly High”,
satu kalimat yang sangat berarti bagi seluruh True Blue di dunia. Masih teringat pikiranku saat Chelsea FC
berhasil menjuarai UEFA Champions
League setelah mengalahkan FC Bayern Munchen di stadionnya sendiri,
Allianz Arena tiga setengah tahun yang lalu (19 Mei 2012).
Waktu
itu, aku masih duduk di kelas 6 SD. Pada saat itu, semua siswa laki-laki di
sekolahku selalu membicarakan tentang bola yang pada saat itu sedang
berlangsung turnamen sepakbola eropa yang bernama UEFA Champions League. Baik saat jam belajar maupun jam istirahat,
selalu terdengar di telinga saya tentang hal berbau sepakbola. Jujur, saya pun
sangat menyukai sepakbola dan merupakan fans berat dari tim sepakbola asal
London, Chelsea FC.
Saat
saya sedang mencatat materi yang tertinggal di jam pelajaran kosong, Ipan
menghampiri saya dan bertanya.
“Masih nulis?” tanya Ipan.
“Iya nih, tadi ketinggalan. Hehehe,” jawabku sambil
senyum.
“Oh gitu. Eh, tim bola jagoan lu apa?” tanya Ipan
kembali.
“Hmm… Chelsea,” jawabku sambil masih mencatat.
“Chelsea? Hahaha,” Ipan tertawa. “Tim jelek kayak
gitu di jagoin. Mending gue nih, tim jagoan gue sih FC Barcelona,” kata Ipan
sambil bangga.
“Kata siapa jelek?” jawabku dongkol. “Awas aja,
pasti Chelsea jadi juara Liga Champions,”
balasku dengan kesal.
“Oke, kalo gitu kita taruhan!” seru Ipan.
“Ayo! Siapa takut!” jawabku dengan sewot.
Disaat aku sedang
bertengkar dengan Ipan, Rizki pun datang.
“Eh, ini ada apa? Kok pada ribut?” tanya Rizki.
“Ini nih, si Ipan sombong banget. Masa tim jagoan
gue, Chelsea dibilang tim jelek,” jawabku kesal.
“Emang jelek,” balas Ipan.
“Sudah-sudah, jangan saling ejek,” sela Rizki.
“Iya,” jawab saya dan Ipan.
“Eh, Ki. Mau ikutan taruhan gak?” tanya Ipan.
“Iya, gue ikut,” jawab Rizki.
“Oke, jadi gini taruhannya. Kalo tim jagoan kita ada
yang juara Liga Champions, nanti yang
kalah harus mau pijitin yang menang.
Setuju?” kata Ipan.
“Oke, gue setuju. Ngomong-ngomong, gue pilih
Manchester United,” kata Rizki.
“Gue pilih tim jagoan gue. Chelsea!” jawabku
lantang.
“Jadi, taruhan ini dimulai. Tok!Tok!Tok!” kata Ipan
sambil mengetok tangannya ke meja.
***
Aku selalu melihat
perkembangan Chelsea FC di televisi,
internet, dan menanyakan
kepada teman-teman. Karena, jika Chelsea sampai gugur dan tidak juara Liga Champions dan ada salah satu tim
jagoan temanku yang berhasil juara, antara Barcelona dan Manchester United.
Bisa-bisa tekor nih tangan. Aku pun selalu menyempatkan berdoa di setiap
selesai salat agar Chelsea bisa juara Liga
Champions.
Liga
Champions edisi 2011/2012 pun memasuki semifinal.
Dan tim jagoan Rizki, Manchester United gugur di tahap perempatfinal.
Di sekolah, seperti
biasa teman-teman masih membicarakan tentang Liga Champions. Disaat Rizki dan Ipan sedang ngobrol, aku langsung
menghampiri mereka.
“Alhamdulillah, tim jagoan gue masih bertahan,” kata
saya sambil bangga.
“Eits… Tunggu dulu. Tim jagoan gue juga masih
bertahan,” sela Ipan.
“Lu berdua masih mending. Tim jagoan gue sih udah
gugur,” kata Rizki sedih.
“Udah, jangan sedih gitu. Masih ada tahun depan,”
ujar saya sambil mencoba menghibur Rizki.
“Eh, lu tau gak? Chelsea di semifinal tuh bakal
ngelawan Barcelona,” kata Ipan.
“Yang bener lu?” tanya saya.
“Iya. Siap-siap kalah ya,” ejek Ipan.
“Insya Allah Chelsea yang menang,” balasku sambil
senyum.
“Kita liat aja nanti malem!” seru Ipan.
“Oke,” jawab saya
***
Sial, aku bangun jam 6.30
dan tidak bisa menonton Chelsea melawan Barcelona yang bertanding pada jam
02.00 pagi. Tanpa basa-basi, saya langung mengambil handphone dan langsung melihat pembaruan pertandingan tadi
malam lewat internet. “Di semifinal, Chelsea berhasil mengalahkan Barcelona
dengan skor agregat 3-2 yang
membuat Chelsea melaju ke final dan akan bertemu FC Bayern Munchen pada tanggal
19 Mei 2012 di stadion Allianz Arena.” Saya seolah tidak percaya dengan apa
yang saya baca di handphone, ternyata
Chelsea masuk final. Walaupun tidak bisa menonton pertandingan semifinal karena
ketiduran, tapi saya tetap senang. Karena tim favorit saya bisa masuk final.
Tiba-tiba ibu saya teriak.
“Fachri!!! Cepet mandi!!! Udah siang!!! Sekolah!!! Jangan
main handphone terus!!!” teriak ibu.
“Iya bu,” jawab saya.
Lalu, saya langung
pergi ke kamar mandi. Setelah itu, saya masuk ke kamar untuk memakai seragam
sekolah dan menyiapkan buku dan alat tulis. Setelah semuanya siap, saya
langsung cium tangan ibu dan bapak lalu berangkat sekolah.
***
Di sekolah, saat jam
istirahat. Kulihat Ipan sedang termenung karena tim jagoannya kalah.
“Kenapa lu?” tanya saya terheran.
“Gak usah pura-pura nanya deh. Gue tau lu mau ngejek
gue karena tim jagoan gue kalah kan?” jawab Ipan.
“Hehehe,” kata saya sambil tersenyum. “Eh, ke
lapangan yuk. Tuh ada yang lagi main bola. Lu mau ikut gak?” tanya saya.
“Ayo,” sahut Ipan.
Saya dan Ipan
pergi ke lapangan.
Di lapangan, Ahmad
menghampiri saya dan mengajak taruhan.
“Ri. Taruhan yuk. Gue pilih Bayern Munchen. Yang
kalah bayar 5 ribu. Berani gak?” tanya Ahmad.
“Ayo, gue berani,” jawabku.
“Oke. Emang kapan sih mainnya?” tanya Ahmad.
“Tanggal 19 Mei,” jawabku.
“Oh, Sabtu depan?” kata Ahmad
“Iya. Eh, gue sama Fachri boleh ikut main bola gak?”
tanya Ipan.
“Boleh. Langsung main aja,” jawab Rizki yang
daritadi mondar-mandir menggiring bola.
Saya, Ipan dan
teman-teman yang lain bermain sepakbola
sampai bel istirahat berbunyi.
***
Sabtu,
19 Mei 2012, pukul 02.00
Akhirnya, waktu yang
dinanti pun tiba. Saya bisa menonton final antara Chelsea melawan FC Bayern
Munchen di televisi. Tak lupa,
saya siapkan segelas kopi Good Day dan handphone
untuk menemani saya menonton televisi.
Babak pertama pun usai dengan skor masih 0-0. Saya selalu berdoa agar Chelsea
bisa menjadi juara. Walaupun kesempatan nya sangat tipis karena stadion yang
digunakan untuk final Liga Champions
adalah stadion milik Bayern Munchen, Allianz Arena. Walau begitu, saya tetap
optimis Chelsea bisa juara.
Babak kedua pun
dimulai, dari menit ke-45 sampai menit ke-80, Chelsea dan Bayern Munchen saling
bergantian menyerang. Sampai pada menit ke-82,Thomas Muller bisa menjebol
gawang Petr Cech yang membuat Bayern Munchen memimpin dengan skor 1-0. Saat
saya melihat gol tersebut, saya terkejut.
Bagaimana tidak ? Disaat waktu yang tersisa hanya 8 menit, Chelsea tertinggal
1-0. Saya sampai menangis seolah tidak percaya dengan apa yang saya lihat. “Ya
Allah, tolong kabulkan doa hamba. Semoga Chelsea bisa juara. Amin” gumam saya
dalam hati sambil bersujud. Jujur, saat itu saya sangat khawatir jika Chelsea
sampai kalah.
Dan Keberuntungan pun
berpihak kepada Chelsea. Tak lama kemudian, Chelsea berhasil menyamakan
kedudukan menjadi 1-1 berkat gol dari sundulan Didier Drogba yang mengarah ke
pojok kiri gawang.
“Hore!!! Goolll!!! Alhamdulillah!!!”
teriak saya sambil bersujud syukur.
“Fachri!!! Jangan
berisik!!!” teriak ibu yang terbangun karena terganggu oleh teriakan saya.
“Hehehe. Iya, bu,”
jawab saya.
Pertandingan
dilanjutkan dengan extra time dengan
waktu 2x15 menit. Tapi, sampai waktu usai pun, skor masih 1-1. Sehingga
pertandingan final penuh drama ini dilanjutkan dengan adu penalti.
Tendangan penalti
pertama yang dilakukan oleh kapten tim dari Bayern Munchen, Phillip Lahm
berhasil. Namun, saat tim Chelsea mendapat giliran tendangan penalti
pertamanya, Juan Mata gagal mengubahnya menjadi gol karena arah tendangannya
bisa dibaca oleh kiper dari Bayern Munchen. “Sial!” umpat saya dengan penuh
kecemasan. “Semoga tendangan tim Munchen berikutnya bisa ditahan. Ayo, Chelsea!
Kamu pasti bisa!” gumam saya dalam hati. Pada tendangan penalti ketiga sampai
keenam, masing-masing pemain dari kedua tim berhasil mengeksekusinya dengan
baik. Dan, saat tendangan penalti ketujuh yang dilakukan oleh pemain Bayern
Munchen, berhasil ditahan oleh kiper Chelsea yang membuat skor penalti menjadi
3-2.
“Hore!!!” teriakku saat
tendangan Olic (pemain Bayern Munchen) berhasil ditahan Petr Cech. Penendang
berikutnya dari Chelsea pun sukses mengeksekusi tendangan penalti sehingga skor
menjadi 3-3. Kini, giliran pemain Bayern Munchen yang menjadi penendang
berikutnya. “Semoga gak gol,” harap saya. Do’a saya terkabul. Tendangan pemain
Bayern Munchen membentur tiang gawang sehingga tidak gol. “Alhamdulillah!!”
teriak saya. Dan akhirnya, tiba saatnya penentuan dimana penendang terakhir
dari Chelsea yang sekaligus menjadi pahlawan Chelsea, Didier Drogba melakukan tendangan
penalti. “Semoga gol, semoga gol. Kalo ini sampai gol, Chelsea langsung juara.
Amin,” saya berdo’a kembali. Dan... “Gol!!! Alhamdulillah, Ya Allah!!! Chelsea
juara!!” teriak saya sambil bersujud
syukur karena Chelsea berhasil menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya melalui tendangan penalti terkahir
yang berhasil dieksekusi Drogba. “Syukron, Ya Rabb. Terimakasih, Ya Allah.
Karena telah mengabulkan doa hamba,” ujar saya dalam hati. Saya tidak bisa
menahan kegembiraan dan keharuan saya, karena tim favorit saya bisa menjuarai
kompetisi bergengsi di Eropa.
Saya lihat jam telah
menunjukkan pukul 04.50. Dan adzan subuh pun berkumandang. Tak lupa, saya
langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan melaksanakan salat subuh
dan tak lupa saya berdoa.
Hari itu merupakan hari
bersejarah bagi saya dan seluruh True
Blue. Karena Chelsea menjadi juara. Tak lupa saya membuka akun facebook di handphone dan menulis status : “Chelsea juara Liga Champions!!!”. Pagi itu, saya sudah tidak peduli dengan
taruhan dan hal apapun. Karena, saya baru saja menjadi saksi bahwa Chelsea FC
berhasil menjadi juara. “I always support and never stop for support you,
Chelsea! And I always Keep The Blue Flag Fly High. Because, I am The True Blue”.
(Fachri
Nurfauzi Arief)
2014
Keterangan :
-
Keep
The Blue Flag Fly High : Slogan tim
Chelsea FC yang artinya “jaga bendera biru tetap terbang tinggi”.
-
True
Blue : Pendukung/fans dari tim Chelsea FC.
-
UEFA
Champions League/Liga Champions : Salah satu turnamen sepakbola paling populer
di Eropa.
-
Extra
time : Waktu tambahan 2x15 menit yang diberikan wasit dalam suatu pertandingan (saat
berkompetisi dalam sistem Knocked Out/gugur) karena hingga akhir babak kedua
skor kedua tim yang bertanding selalu sama.
-
Televisi :
-
Agregat : Peraturan
gol tandang dalam turnamen sepakbola sistem Knocked Out/gugur yang berlaku jika
terjadi seri pada gabungan hasil 2 pertandingan kandang dan tandang. Dalam
keadaan ini, tim yang maju ke babak berikutnya adalah tim yang lebih banyak
mencetak gol di kandang lawan (tandang).
-
Internet : kumpulan dari jutaan komputer di seluruh dunia yang saling terkoneksi. Media koneksinya berupa sambungan telepon, fiber optic, kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau koneksi wireless.
-
Handphone : Telepon genggam.
-
Sepakbola : olahraga bola besar yang dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing tim berjumlah 11 pemain.
-
Facebook : situs jejaring sosial paling populer.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk melihat posting ini. Sampai bertemu di posting selanjutnya :)
EYD lumayan. Disusun rapih alur cerita dan konsep cerpennya. GOOD JOB
BalasHapusWhat this is.... !jhahah
BalasHapusSukses lah bro....